Monday, April 18, 2016

Tugas Ilmu Budaya Dasar UG - Manusia dan Keindahan

Dalam kehidupan sehari-hari, seorang manusia tidak akan pernah lepas dari suatu hal yang bernama keindahan. Keindahan secara umum dapat diartikan sebagai "sesuatu yang bagus, benar, cantik, elok, dan sebagainya", yang dimana apapun yang dikatakan sebagai indah itu pasti akan terlihat bagus di mata orang yang memandangnya. Dan bahkan keindahan sendiri berhubungan erat dengan kebenaran, dimana sesuatu yang indah sudah pasti memiliki konsep yang benar, dan hal-hal yang benar pun sudah pasti akan terlihat indah. Maka apabila suatu keindahan menjadi tidak lagi indah, sudah tentu ada yang tidak benar di baliknya. Bahkan, keindahan sendiri bersifat universal, alias tidak terikat pada selera perorangan, waktu dan tempat, selera mode, sifat kedaerahan, dan sebagainya.

Namun perlu dipahami bahwa apa yang disebut sebagai keindahan adalah sebuah konsep abstrak, yang hanya akan dapat dilihat dan dinikmati secara jelas apabila keindahan tersebut diwujudkan ke dalam suatu karya atau hal-hal lain yang berwujud. Dengan kata lain, suatu keindahan baru akan dapat berkomunikasi dengan mereka yang melihat dan menikmatinya jika diwujudkan melalui sebuah bentuk yang dapat dilihat, diraba dan dirasakan oleh mereka.

Dalam pengertian yang seluas-luasnya, keindahan dapat meliputi 4 hal:

1. Keindahan seni
2. Keindahan alam
3. Keindahan moral
4. Keindahan intelektual

Dan keempat hal tersebut tentunya saling berkaitan, karena pada dasarnya keindahan moral dan intelektual dapat melahirkan sebuah seni yang indah (baik itu berupa karya fisik maupun karya keilmuan), yang dimana tentunya akan berefek pula pada pemaknaan terhadap keindahan dari alam yang berada di sekitar seorang manusia. Keindahan sendiri pada dasarnya akan terkait dengan nilai estetika. Dan itu pun sudah pasti akan berkaitan dengan bagaimana seorang manusia memandang hal tersebut. Terkadang suatu hal yang terlihat oleh seorang manusia sebagai suatu hal yang memiliki keindahan dapat saja dikatakan sebagai tidak indah bagi orang lain, karena orang tersebut melihat adanya nilai estetika yang tidak hadir dalam keindahan tersebut.

Bahkan, keindahan sendiri sebenarnya adalah suatu hal yang alamiah. Alamiah sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu yang berasal dari alam, dan karena alam diciptakan oleh Tuhan untuk memiliki kewajaran (tidak berlebihan maupun tidak kurang), maka sudah pasti keindahan pun merupakan sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan. Jika seorang manusia berusaha membuat keindahan itu menjadi melebihi atau kurang dari apa yang sebenarnya dilihat oleh dia, maka itu merupakan sesuatu yang tidak wajar (dan sudah pasti tidak indah). Walaupun begitu, manusia pun pada dasarnya ikut menciptakan keindahan di dunia ini (meskipun dengan ukuran yang tidak akan mampu menyamai apa yang diciptakan oleh Tuhan). Ada 4 faktor yang mendasari mengapa manusia ikut menciptakan keindahan:

1. Tata nilai yang telah usang
2. Kemerosotan zaman
3. Penderitaan manusia
4. Keagungan Tuhan

Tiga faktor pertama menyatakan bahwa manusia menciptakan keindahan atas dasar untuk memperbaiki dan menggantikan apa yang terlihat sebagai sesuatu hal yang tidak indah. Ketiganya mencerminkan adanya hal-hal yang membuat manusia tidak nyaman dan tidak senang dalam melihatnya (bahkan merugikan kemanusiaan), sehingga manusia berusaha menciptakan keindahan yang dapat menghilangkan, memperbaiki dan menggantikan ketiganya, yang pada akhirnya akan kembali mengangkat derajat manusia yang mengalami ketiga hal tersebut. Contohnya yaitu dalam dunia sastra Indonesia, dimana para sastrawan tersohor Indonesia pada era Balai Pustaka menyatakan protes mereka terhadap merosotnya tatanan budaya (seperti pernikahan paksa, rendahnya derajat wanita dibanding pria, dan sebagainya) pada masa tersebut dengan karya-karya sastra mereka. Ini sendiri merupakan salah satu contoh dari keinginan para sastrawan untuk mengubah sesuatu yang tidak indah menjadi kembali indah di mata semua orang (terutama yang membaca hasil karya mereka).

Sedangkan hal paling terakhir (yaitu faktor keagungan Tuhan) sifatnya adalah sebagai ungkapan kekaguman atas betapa agungnya ciptaan Tuhan, sehingga manusia ingin meniru semua keindahan ciptaan-Nya (meskipun Tuhan telah menetapkan bahwa tidak akan ada apapun yang dapat menyamai ciptaan-Nya). Ini sendiri sesuai dengan naluri alamiah manusia, yang pada dasarnya manusia akan selalu terkagum-kagum dengan indahnya alam sekitar, terutama apabila alam sekitar masih dalam kondisi yang sangat alami (belum terjamah oleh deru pembangunan yang banyak di antaranya selalu merusak alam).

Dalam mencerna, memaknai dan memahami sebuah keindahan, manusia biasanya merenungkan tentang apa yang dia lihat pada saat itu, karena pada proses ini otak akan menangkap, lalu kemudian mencerna dan mengolah pandangan tentang keindahan tersebut secara mendalam (dan penuh penghayatan) menjadi sebuah hasil pemikiran yang akan dituangkan pada karya seni. Tentunya ini dalam rangka sebagai salah satu usaha untuk mewujudkan renungan tentang keindahan tersebut. Dalam usaha merenung tersebut, ada beberapa teori yang dapat memicu lahirnya sebuah pemikiran tentang karya seni berdasarkan keindahan, 3 di antaranya adalah:

1. Teori Pengungkapan
2. Teori Metafisik
3. Teori Psikologis

Ketiga teori di atas saling berkontribusi terhadap interpretasi sebuah keindahan oleh seorang manusia, karena manusia akan berusaha mengungkapkan pandangannya terhadap sebuah keindahan (Teori Pengungkapan) yang sesuai dengan keinginan di bawah sadar dari dirinya (Teori Psikologis), dibantu dengan pikiran yang diarahkan kepada ide-ide yang melahirkan pandangan tersebut (Teori Metafisik) demi menciptakan karya yang penuh dengan keindahan. Selain itu, keserasian juga sangat dibutuhkan dalam terciptanya sebuah keindahan. Sebuah keindahan hanya akan tercipta apabila ada keserasian di dalamnya, baik itu keserasian fisik maupun keserasian non-fisik. Jika keserasian absen dari keindahan, maka ini sama saja dengan sesuatu yang tidak indah. Oleh karenanya, manusia berusaha sebisa mungkin untuk menghindari ketidakserasian demi terciptanya keindahan yang sempurna di mata siapapun yang melihatnya.

Kesimpulan:

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dan keindahan tidak akan pernah dapat dipisahkan oleh apapun, karena manusia selalu berinteraksi dengan keindahan melalui jalur apapun. Bahkan keindahan pun sejatinya ikut mewarnai kehidupan manusia, yang dimana tanpa keindahan maka hidup manusia akan datar-datar saja, bahkan membosankan (karena penuh dengan hal-hal buruk maupun derita). Karena hal itulah maka manusia akan selalu berusaha menciptakan dan memperbaiki keindahan, demi menyeimbangkan tatanan hidup yang sudah ada sekaligus menjadikan kehidupan semakin baik di masa mendatang.

Sumber:

Muchji, Achmad dan Widyo Nugroho; Seri Diktat Kuliah - Ilmu Budaya Dasar; Universitas Gunadarma, Jakarta: 1993
Mustopo, M. Habib; Manusia dan Budaya - Kumpulan Essay; Usaha Nasional, Surabaya: 1990
Koentjaraningrat; Pengantar Ilmu Antropologi; Rineka Cipta, Jakarta: 1990
Konsorsium Antar Bidang; Ilmu Budaya Dasar; Dept. P & K: 1982
Yudiono; Pengantar Sejarah Sastra Indonesia, Jakarta: Grasindo, 2007
Rosidi, Ajip; Sejarah Sastra Indonesia, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988

No comments:

Post a Comment