Thursday, January 21, 2016

Tugas Ilmu Sosial Dasar - 4

Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan

----------PENGERTIAN MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN----------

------Definisi tentang Masyarakat Perkotaan------

Istilah masyarakat perkotaan umumnya dipergunakan untuk merujuk kepada orang-orang yang dalam kesehariannya tinggal dan beraktivitas di dalam sebuah kota. Meskipun demikian, mereka yang tempat tinggalnya bukan di kota dapat saja dianggap sebagai salah satu bagian dari masyarakat perkotaan, apabila aktivitas hariannya mereka lebih banyak di daerah perkotaan ketimbang di luar perkotaan.
Karakteristik yang umumnya ditemui di masyarakat perkotaan di antaranya adalah:
1. Umumnya tiap anggota dari masyarakat perkotaan dibedakan secara sosial ekonomi, seperti perbedaan tingkat penghasilan, tingkat pendidikan, dan sebagainya
2. Banyak anggota masyarakat perkotaan yang umumnya menghargai waktu
3. Antara tiap anggota masyarakat terdapat jarak sosial yang cukup lebar. Tidak jarang hal ini menjadi salah satu penyebab utama dari kecemburuan sosial yang tumbuh di dalam masyarakat perkotaan
4. Anggota masyarakat perkotaan cenderung bersifat individual, dimana sifat solidaritas dan gotong royong menjadi memudar akibat keberadaan sifat tersebut
5. Pola pikir rasionalisme sangat ditonjolkan oleh masyarakat perkotaan, dimana masyarakat perkotaan menyikapi apapun berdasarkan rasio, bukan berdasarkan emosi
Dari karakteristik di atas, seringkali karakteristik di atas memiliki akibat yang buruk, seperti mudahnya terjadi konflik akibat kecemburuan sosial yang tumbuh di antara anggota masyarakat perkotaan. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya citra yang menggambarkan kehidupan di kota sebagai sesuatu yang keras dan berbahaya. Namun apabila dicermati lagi, sebenarnya akibat-akibat buruk yang ditimbulkan oleh karakteristik masyarakat perkotaan dapat dihilangkan serta dihindari dengan cara mempererat ikatan sosial di antara mereka melalui diadakannya berbagai kegiatan yang bersifat gotong royong, membiasakan masyarakat untuk saling bertegur sapa, dan sebagainya. Apabila dilakukan dengan baik, maka citra buruk dari masyarakat perkotaan dapat diubah menjadi lebih baik (meskipun tentunya tidak bisa sampai dihilangkan secara 100%).

------Definisi tentang Masyarakat Pedesaan------

Dalam bahasa umum, istilah masyarakat pedesaan biasanya merujuk kepada orang-orang yang tinggal dan beraktivitas di dalam sebuah lingkungan pedesaan. Kebalikan dari masyarakat perkotaan, istilah ini hanya dapat dipergunakan untuk mereka yang tinggal dan beraktivitas secara tetap di daerah tersebut. Mereka yang bukan berasal dari wilayah pedesaan (seperti mereka yang berasal dari kota) tidak dapat dikatakan sebagai bagian dari masyarakat pedesaan, kecuali apabila yang bersangkutan telah menetap dan beradaptasi dengan lingkungan tersebut.
Karakteristik yang terdapat di masyarakat pedesaan sendiri sebagian di antaranya yaitu:
1. Adat-istiadat yang ada di dalam lingkungan mereka terpelihara dengan sangat baik dan tetap berlaku dari generasi ke generasi
2. Orientasi aktivitas masyarakat pedesaan umumnya mengarah ke sifat kolektivitas, bukan individualitas
3. Dalam menilai suatu hal, masyarakat pedesaan lebih sering menggunakan pola pikir yang bersifat emosional, bukan rasional
4. Umumnya masyarakat pedesaan mengungkapkan sesuatu dengan cara implisit
5. Waktu bukanlah merupakan sesuatu yang sangat penting bagi masyarakat pedesaan
Karena lingkungan pergaulan masyarakat pedesaan pada umumnya cenderung sempit (terbatas di daerah sekitar mereka saja), maka biasanya mereka memiliki ikatan kebersamaan yang sangat kuat di antara mereka. Akan tetapi, dengan masuknya pengaruh dari luar desa ke dalam pedesaan, ikatan tersebut cenderung akan merenggang, dimana hal ini dapat melunturkan sifat-sifat solidaritas, kekeluargaan, gotong royong dan sebagainya yang dibangun secara perlahan-lahan oleh mereka dari generasi ke generasi. Oleh karenanya, dibutuhkan upaya keras agar ikatan tersebut dapat terus dipertahankan meskipun tergerus oleh perubahan zaman.

----------PERBEDAAN ANTARA MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN----------

Antara wilayah perkotaan dan pedesaan sendiri terdapat beberapa perbedaan yang cukup mencolok, dimana perbedaan-perbedaan ini mencakup berbagai hal yang apabila dijelaskan secara mendetil akan memakan cukup banyak tempat dalam pembahasan kali ini. Perbedaan-perbedaan tersebut di antaranya adalah:
1. Stratifikasi sosial – masyarakat pedesaan pada umumnya tidak membeda-bedakan siapapun dari tingkat sosialnya, sedangkan masyarakat perkotaan cenderung akan mengelompokkan siapapun berdasarkan tingkatan sosialnya
2. Pola interaksi – masyarakat pedesaan memiliki interaksi sosial yang sangat erat (biasanya ada basa-basi), sementara masyarakat perkotaan lebih sering berinteraksi tanpa dibumbui basa-basi alias langsung ke inti dari interaksi itu sendiri
3. Corak kehidupan – masyarakat pedesaan biasanya hidup dengan kondisi yang sangat sederhana. Sebaliknya, masyarakat perkotaan seringkali memiliki gaya hidup yang mewah dan berkelas tinggi
Perbedaan-perbedaan di atas mencerminkan bahwa antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan terdapat perbedaan budaya yang cukup besar. Apabila salah satu dari keduanya pindah ke daerah yang lainnya (baik dari perkotaan ke pedesaan maupun sebaliknya), yang dengan, maka mereka akan mengalami apa yang disebut sebagai fenomena gegar budaya.
Fenomena ini dapat dikatakan sebagai suatu kondisi dimana saat mereka berada di suatu lingkungan yang bukan merupakan bagian dari kesehariannya (misalkan penduduk desa pindah ke sebuah kota), mereka akan merasa kaget bahwa apa yang mereka lihat jauh berbeda dari tempat asal mereka. Akibatnya, mereka merasa harus mengikuti apa yang sedang menjadi bahan pembicaraan atau tren di daerah tersebut, padahal belum tentu hal tersebut cocok bagi mereka. Ini yang dinamakan dalam kearifan lokal budaya Jawa sebagai ”Kaget Weruh Gebyaring Kutha” (yang secara bahasa dapat diartikan sebagai ”kaget melihat gemerlapnya kota”).
Agar tidak mengalami gegar budaya saat berpindah dari desa ke kota maupun sebaliknya, satu hal yang patut diperhatikan adalah bagaimana seseorang harus dapat bersikap fleksibel dalam menghadapi perbedaan-perbedaan yang berada di antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan. Ini diperlukan agar seseorang dapat berperilaku secara wajar di mata masyarakat (baik itu masyarakat perkotaan atau masyarakat pedesaan) tanpa perlu meninggalkan identitas sejati dirinya, sehingga dalam kesehariannya orang tersebut dapat bertahan hidup di tengah masyarakat manapun, tanpa harus merasa kaku dalam berusaha untuk menjadi bagian dari kelompok masyarakat tersebut.

----------SUMBER RUJUKAN----------

Kosim, H, E. 1996. Bandung: Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari
Ahmadi, Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineke Cipta
Bairoch, Paul (1988). Cities and Economic Development: From the Dawn of History to the Present. Chicago: University of Chicago Press
Kemp, Roger L. How American Governments Work: A Handbook of City, County, Regional, State, and Federal Operations, McFarland and Company, Inc., Publisher, Jefferson, North Carolina, USA, and London, England, UK
Thernstrom, S., and Sennett, R., ed., Nineteenth-Century Cities (1969)

No comments:

Post a Comment