Pada dasarnya, manusia dan cinta (terutama cinta kasih) memiliki hubungan yang sangat erat, karena tanpa adanya cinta kasih seorang manusia tidak akan mampu berinteraksi tanpa hambatan kepada siapapun. Namun, sebelum memasuki inti pembahasan, penulis ingin melontarkan sebuah pertanyaan yang tentunya siapapun pasti akan bertanya-tanya dalam diri mereka:
"Apakah itu cinta kasih?"
Secara umum, apa yang disebut sebagai "cinta kasih" memiliki dua kata dasar. Yang pertama yaitu kata "cinta", yang dapat diartikan sebagai "sebuah perasaan sangat suka atau sayang kepada sesuatu atau seseorang". Sedangkan kata "kasih" dapat dimaknai sebagai "perasaan sayang atau cinta kepada sesuatu (atau seseorang), atau bahkan menaruh belas kasihan". Kedua kata ini memang sebenarnya memiliki arti yang nyaris sama, sehingga keduanya secara umum dijadikan sebagai sebuah kesatuan kata yang saling melengkapi makna satu sama lain, dalam artian bahwa unsur kasih (terutama kasih sayang) dapat mewujudkan rasa cinta seorang manusia ke dalam kegiatan sehari-hari secara menyeluruh.
Cinta kasih memang menjadi hal yang sangat mutlak dalam hubungan antara seorang manusia dengan Sang Pencipta maupun makhluk-makhluk ciptaan-Nya yang lain (baik itu dengan sesama manusia maupun hewan dan tumbuhan), karena dengan cinta inilah lahir sebuah landasan bagi hubungan keluarga (pernikahan, pembentukan keluarga, pemeliharaan anak, dan sebagainya), hubungan antar sesama anggota masyarakat, bahkan menjadi sebuah pengikat yang kokoh dalam hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta.
Sejatinya, terdapat 3 unsur yang membentuk sebuah cinta:
1. Keterikatan - unsur ini menyatakan bahwa seorang manusia memiliki perasaan yang menunjukkan adanya keinginan untuk hanya bersama teman hubungan cintanya.
2. Keintiman - unsur ini menyatakan bahwa ada perilaku serta kebiasaan yang menunjukkan bahwa tidak ada lagi jarak antara seorang manusia dengan teman hubungan cintanya, seperti memanggil dengan sekadar menggunakan nama saja, saling berbagi uang tanpa merasa berhutang, dan sebagainya.
3. Kemesraan - unsur ini menyatakan bahwa ketika terjadi hubungan cinta muncul perilaku seperti rasa kangen ketika saling berjauhan atau tidak bertemu dalam waktu lama, adanya ucapan yang bersifat mengungkapkan rasa sayang, dan sebagainya.
Menurut ajaran agama (dalam kasus ini adalah agama Islam, untuk non-Islam dapat merujuk ke apa yang tertulis di dalam kitab suci masing-masing), terdapat 6 kategori cinta yang ada di sekitar seorang manusia:
1. Cinta kepada diri sendiri
2. Cinta kepada sesama manusia
3. Cinta seksual
4. Cinta kebapakan
5. Cinta kepada Tuhan (yaitu Allah)
6. Cinta kepada para Nabi dan Rasul
Keenam kategori tersebut menyatakan bahwa cakupan area dari cintanya seorang manusia memang tidak akan bisa terbatasi oleh apapun (alias seluas cakupan yang dapat dijangkau oleh manusia), walaupun yang paling wajib dicintai tentunya Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta, karena Dia-lah yang wajib disembah oleh para hamba-Nya. Adapun dari cinta kasih sendiri muncul apa yang disebut kasih sayang. Kasih sayang sendiri dapat dimaknai sebagai "perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang". Setali tiga uang dengan cinta, manusia sudah tentu akan memberikan kasih sayang kepada siapapun yang berada di sekitarnya (terutama kepada orang-orang terdekatnya).
Dan pada akhirnya, cinta dari seorang manusia dapat meluas ke lingkup yang lebih tinggi. Salah satunya yaitu lingkup pemujaan terhadap Tuhan, dimana manusia menggunakan komunikasi ritual sebagai perwujudan (manifestasi) dari kecintaannya terhadap Tuhan. Adapun lingkup lainnya yaitu dalam menyikapi penderitaan yang dialami oleh orang lain yang ada di sekitar. Rasa cinta seorang manusia terhadap mereka yang menderita biasanya diwujudkan dalam bentuk rasa belas kasihan, yang dimana manusia memberikan rasa simpatinya kepada mereka yang menderita, lalu diwujudkan secara lebih lanjut sebagai pertolongan untuk mengangkat mereka dari penderitaan dan mengembalikan mereka kepada derajat yang layak serta setara (dalam arti derajat spiritual, bukan derajat material) dengan yang menolong mereka.
Kesimpulan
Cinta menjadi suatu hal yang sangat penting bagi manusia, karena tanpa cinta manusia tidak akan bisa memaknai dan menyikapi hal apapun dalam kehidupannya. Agar porsi dari cintanya tidak terlalu condong ke salah satu sisi saja, maka setiap manusia harus dapat menyeimbangkan mana rasa cinta yang tepat untuk diwujudkan pada kondisi yang sedang dihadapi oleh dirinya.
Sumber:
Muchji, Achmad dan Widyo Nugroho; Seri Diktat Kuliah - Ilmu Budaya Dasar; Universitas Gunadarma, Jakarta, 1993.
Nasih Ulwan, Abdullah; Manajemen Cinta; HI Press, 1992
Sternberg, R.J. (1987). "Liking versus loving: A comparative evaluation of theories". Psychological Bulletin 102 (3): 331–345.
Oord, Thomas Jay (2010). Defining Love: A Philosophical, Scientific, and Theological Engagement. Grand Rapids, MI: Brazos.
http://www.merriam-webster.com/dictionary/love
No comments:
Post a Comment