Tuesday, November 29, 2016

Trend SI/TI di Masa Depan dan Bidang Bisnis

Di akhir bulan November ini penulis kembali menghadirkan sebuah artikel baru tentang dunia SI dan TI, yang dimana cakupannya terfokus pada trend di masa depan serta hubungan SI dan TI dengan dunia bisnis.

----------------------------------------Trend SI/TI di Masa Depan----------------------------------------

Ada beberapa hal yang diprediksi akan menjadi sebuah trend dalam dunia SI dan TI di masa depan, walaupun saat ini hal-hal tersebut sudah mulai menampakkan wujudnya di masa kini:

1. Ekonomi API (Aplikasi Penghubung Pemrograman)

Pada dasarnya API (Application Programming Interface) dibuat sebagai sebuah kumpulan dari perintah, fungsi, dan protokol yang dapat digunakan oleh programmer saat membangun perangkat lunak untuk sistem operasi tertentu. API sendiri memiliki berbagai fungsi atau perintah yang ditujukan untuk menggantikan bahasa yang digunakan dalam system calls dengan bahasa yang lebih terstruktur dan mudah dimengerti oleh programmer. Fungsi yang dibuat dengan menggunakan API tersebut kemudian akan memanggil system calls sesuai dengan sistem operasinya (dan tidak menutup kemungkinan nama dari system calls tersebut sama dengan nama yang disebutkan di API).

Contoh dari API (sumber: SlideShare.net)
Ekonomi API dapat dipahami sebagai sebuah istilah umum yang menjelaskan bagaimana API dapat memberi efek positif kepada profitabilitas dari sebuah organisasi (umumnya organisasi bisnis). Penggunaan API dalam dunia bisnis dan ekonomi sendiri terutama difokuskan untuk menunjang berbagai usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas pelayanan bisnis yang sudah ada maupun menciptakan sebuah layanan baru yang sebelumnya nyaris tidak dapat diwujudkan oleh pola konvensional. Ini artinya setiap pelaku bisnis pada masa kini menggunakan API sebagai alat terpenting untuk pengembangan kualitas dari semua layanan (terutama layanan berbasis TI) yang mereka tawarkan kepada konsumen.

API sendiri memungkinkan pelaku bisnis untuk memberikan layanan mereka di mana saja, terutama dalam layanan jual-beli online, dimana pelaku bisnis bisa menempatkan antarmuka untuk interaksi bisnis di berbagai situs web (bahkan situs web pihak ketiga sekalipun) secara fleksibel. Sehingga ini menciptakan fleksibilitas yang sangat tinggi, dan konsumen dapat berinteraksi dengan pelaku bisnis tanpa terbatasi oleh waktu maupun ruang dan tempat. Di samping itu, penggunaan API juga menguntungkan pemilik dari situs web pihak ketiga yang bekerjasama dengan pelaku bisnis yang menyediakan API tersebut, karena jumlah pengunjung situs web tersebut semakin bertambah, dan situs web pihak ketiga tersebut menjadi terkenal karena kerjasamanya dengan pelaku bisnis yang memiliki nama di sektor bisnis online. Tentunya ini merupakan salah satu wujud dari simbiosis mutualisme dalam dunia SI dan TI.

2. Pemasaran Dimensi

Evolusi pemasaran dari tradisional ke dimensional (sumber: dupress.deloitte.com)
Meskipun pemasaran berbasis dimensional (dimensional marketing) merupakan pembaruan dari konsep pemasaran yang diperbarui untuk era digital, namun pada dasarnya pemasaran dimensi dibutuhkan untuk mendapatkan konsumen di tengah semakin derasnya arus informasi pada era digital. Ada 4 buah dimensi yang didefinisikan dalam teknik pemasaran ini, yaitu:
  1. Keterlibatan konsumen
  2. Konektivitas
  3. Informasi
  4. Teknologi generasi lanjut
Pemasaran melalui dimensi pertama (yaitu keterlibatan konsumen) dilakukan oleh pelaku bisnis dengan cara memberikan sebuah pengalaman yang bersifat pribadi, kontekstual dan real-time kepada konsumen. Ini adalah suatu hal yang sangat penting dalam menjaring konsumen di era digital, karena di masa depan semua interaksi bisnis didasarkan pada pengalaman dari konsumen dalam berbagai interaksi bisnis yang mereka lakukan dengan para pelaku bisnis yang mereka hadapi.

Sedangkan dimensi kedua (konektivitas) berbasis pada prinsip untuk menciptakan sebuah hubungan erat antara pelaku bisnis dan konsumen yang berbasis pemahaman terhadap keinginan konsumen. Pentingnya konektivitas dalam pemasaran berbasis dimensional disebabkan oleh fakta bahwa semakin banyak saluran yang dipergunakan oleh pelaku bisnis dalam usaha untuk memasarkan produknya, maka konsumen dapat dilayani kapan saja dan dimana saja, sehingga ini berakibat pada kepedulian konsumen terhadap produk (bahkan merek) yang ditawarkan oleh pelaku bisnis, yang kemudian juga berakibat pada semakin besarnya pangsa pasar dari bisnis tersebut (dan bahkan sukses merebut konsumen dari pesaing).

Untuk dimensi ketiga (informasi), ini juga merupakan hal penting karena pelaku bisnis dapat melaksanakan peningkatan kualitas produk yang mereka tawarkan melalui berbagai informasi yang didapatkan dari analisa terhadap keinginan pasar secara real-time dan akurat. Hal ini dikarenakan pemasaran yang dikendalikan berdasarkan informasi sangat efektif dari segi biaya dan lebih cepat ketimbang metode konvensional. Selain itu, pemasaran berbasis informasi juga sangat membantu para pelaku bisnis untuk mencari pasar yang menjadi sasaran utama mereka, sehingga intelejensi dari sistem pemasarannya akan semakin meninggi dari waktu ke waktu.

Dan dimensi keempat (teknologi generasi lanjut) berkisar di area dari teknologi yang dipergunakan untuk pemasaran itu sendiri. Dengan semakin berlipatnya jumlah saluran dan titik temu untuk interaksi antara pelaku bisnis dan konsumen, maka dibutuhkan teknologi yang dapat mempersatukan aspek tradisional, aspek digital, konsumen dan sistem bisnis secara selaras dan dinamis. Ini tentunya akan berefek pada konsistensi pengalaman yang dimiliki oleh konsumen dalam melakukan interaksi dengan pelaku bisnis.

3. Robot Manusia

Sesuai dengan namanya, robot manusia dirancang dengan casing yang memiliki bentuk yang mencerminkan tubuh seorang manusia. Awalnya robot manusia pertama kali diciptakan sebagai sebuah alat percobaan untuk menciptakan komputasi yang dapat mereplikasi berbagai gerakan tubuh manusia, baik itu sebagian atau seluruhnya. Hal ini dikarenakan para peneliti yang meneliti dan mengembangkan robot manusia ingin menghadirkan peralatan berbasis elektromekanik yang dapat berfungsi dengan kemampuan yang sama seperti seorang manusia (bahkan bisa meniru manusia itu sendiri), dan dapat menggantikan tenaga manusia untuk pekerjaan-pekerjaan yang dapat melelahkan manusia (atau bahkan berbahaya terhadap keselamatan manusia yang melakukan pekerjaan tersebut).

Robot humanoid TOPIO (sumber: en.wikipedia.org)
Prinsip utama dari robot manusia sendiri pada dasarnya sama dengan robot generasi modern, yaitu mekanisme dari seluruh komponennya diatur dengan menggunakan komputer. Hanya saja perangkat lunak yang dipergunakan pada robot manusia diberi tambahan fungsi seperti kemampuan untuk berbicara, mengenali wajah, dan bahkan memahami emosi manusia. Fungsi ini dibuat terutama untuk robot-robot yang didesain sebagai robot untuk asisten pribadi bagi mereka yang menyandang cacat, mereka yang telah berusia lanjut, atau mereka yang sangat sibuk di kegiatan sehari-harinya.

Di samping itu, fungsi yang ditanamkan ke dalam program kendali robot manusia juga berguna untuk robot yang dibuat untuk mengerjakan aktivitas yang dilakukan secara berulang seperti menyambut tamu dan sejenisnya. Tidak terkecuali pula untuk robot yang dipergunakan dalam menangani pekerjaan yang berbahaya (seperti robot manusia yang dipergunakan oleh pabrik maupun tentara). Alhasil keberadaan robot manusia sangat dinantikan oleh banyak pihak di masa depan, karena ini akan sangat membantu dalam usaha untuk mengurangi beban dan risiko kerja yang selama ini ditanggung oleh manusia.

4. Pekerja TI Bagi Masa Depan

Di masa depan, para pekerja yang mengkhususkan kemampuannya di bidang TI akan semakin dicari oleh banyak perusahaan, dikarenakan adanya tuntutan untuk modernisasi seluruh mekanisme kerja dengan menggunakan sistem berbasis TI (dengan kata lain, semua aktivitas yang berkaitan dengan produktivitas perusahaan diubah menjadi sepenuhnya menggunakan komputer). Akibatnya, kebutuhan terhadap pekerja TI di masa depan akan semakin besar dari waktu ke waktu, karena dalam waktu singkat saja sudah terjadi banyak perubahan yang harus dikejar oleh perusahaan tersebut (baik itu pembaruan perangkat lunak, penggantian perangkat keras, dan sebagainya).

Pekerja TI sendiri pada masa depan memang menjadi orang yang sangatlah dibutuhkan oleh perusahaan (seperti yang telah disebutkan di atas). Namun secara dasar kemampuan yang dimiliki tidaklah harus sangatlah khusus, karena biasanya para pekerja TI secara otomatis akan memiliki kemampuan yang terkhususkan pada salah satu bidang dari TI ketika dia menangani suatu hal yang sama secara berulang dalam waktu yang cukup lama. Ini dikarenakan pengalaman menjadi sesuatu yang menentukan apakah seorang pekerja TI memiliki kemampuan yang bagus dalam menangani suatu masalah, sehingga pada akhirnya banyak perusahaan yang ketika merekrut para pekerja TI pertama kali melihat kemampuannya dari sisi pengalamannya dalam menyelesaikan masalah di dunia TI secara tepat dan efektif dalam waktu singkat.

5. Contoh Kasus

Untuk pembahasan kali ini, contoh kasus yang diambil penulis yaitu penggunaan API dalam bidang perekonomian. Rekan-rekan dari penulis di sebuah grup pecinta kereta api menjalankan sebuah website berita perkeretaapian yang bernama RE Digest (dengan beralamatkan di www.re-digest.web.id), yang dimana awalnya website ini sepenuhnya didedikasikan untuk menyediakan berita-berita aktual dari jagat perkeretaapian di seluruh dunia (termasuk Indonesia). Namun per 30 September 2016, website ini memulai kerjasamanya dengan 2 website jual-beli tiket papan atas di Indonesia yaitu Tiket.com dan Blibli.com dalam hal penyediaan API untuk melayani pemesanan tiket kereta api jarak jauh dan tiket pesawat (dari Tiket.com) serta voucher tiket kereta api ARS (Airport Railink Service) yang melayani rute stasiun Medan ke stasiun Bandara Kualanamu (dari Blibli.com).

Tampilan website RE Digest, lengkap dengan API untuk pemesanan tiket
Di tampilan halaman website RE Digest sendiri terdapat 2 buah API yang terletak di sisi kanan halaman, yang dimana API pertama yaitu untuk pemesanan tiket kereta api jarak jauh dan tiket pesawat yang disediakan oleh Tiket.com, dan API kedua diperuntukkan sebagai antarmuka sederhana untuk membeli voucher tiket ARS Kualanamu yang disediakan oleh Blibli.com. Kedua API ini berfungsi sebagai penghubung antara kedua website penjual tiket dengan website RE Digest, yang dimana ketika pengunjung melakukan pencarian tiket (berdasarkan apa yang dimasukkan di dalam kolom pencarian), maka API akan memanggil server penjualan tiket untuk mengirimkan hasil pencarian ke API. API kemudian akan menampilkan hasilnya kepada pengunjung dalam waktu yang cepat dan hasilnya sama persis dengan mencari di halaman web Tiket.com maupun Blibli.com itu sendiri (karena instruksi yang dikirimkan oleh API sama dengan instruksi yang diprogram untuk pencarian di halaman web Tiket.com maupun Blibli.com).

Penggunaan API ini menguntungkan para pembaca RE Digest yang ingin memesan tiket kereta api maupun pesawat, yang dimana keuntungan-keuntungannya adalah:
  • Pembelian voucher tiket kereta bandara ARS Kualanamu melalui panel API Blibli.com di halaman web RE Digest mendapat potongan harga Rp75.000, dari yang normalnya seharga Rp150.000 cukup membayar Rp75.000 saja
  • Tiket.com menyediakan daftar harga tiket kereta api dan pesawat secara berurutan dari yang termurah lebih dahulu. Sehingga pembaca yang ingin mencari tiket melalui panel API Tiket.com di RE Digest dapat memesan tiket yang harganya paling murah tanpa harus mencari secara acak
  • Pencarian tiket dengan menggunakan panel API Tiket.com di RE Digest akan menampilkan tiket yang masih tersedia di posisi paling awal, dan tiket yang sudah habis ditampilkan dengan warna pudar di posisi bawah
  • Pencarian dan pemesanan tiket dapat dilakukan di halaman yang sama dengan berita RE Digest yang sedang dibaca. Ini tentunya memungkinkan pengunjung untuk tidak perlu membuka tab baru dan juga tidak perlu menunggu loading tab baru (yang pada akhirnya menghemat bandwidth koneksi Internet secara besar-besaran)
  • Pembayaran tiket lebih praktis dengan berbagai metode pembayaran yang disediakan oleh Tiket.com dan Blibli.com
--------------------------------------Trend SI/TI dalam Bidang Bisnis--------------------------------------

1. Pengertian dan Tujuan Bisnis

Siluet seorang pebisnis (sumber: www.silhouettegraphics.net)
Sesuai dengan namanya, bisnis merupakan kegiatan usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam kegiatan bisnis, seorang pelaku bisnis harus dapat memadukan 4 jenis sumber daya untuk membuat bisnisnya dapat berlangsung dengan baik, yaitu:

1. Materi
2. Manusia
3. Keuangan
4. Informasi

Untuk tujuan dari bisnis, tujuan yang paling utama adalah untuk mendapatkan laba, yaitu imbalan yang didapatkan oleh pelaku bisnis dari penyediaan suatu produk bagi konsumen, baik itu produk fisik atau jasa. Hal ini dikarenakan laba yang didapatkan akan dipergunakan untuk mendukung kelangsungan operasional dari usaha yang dijalankan oleh pelaku bisnis, baik itu berupa pembelian material baru, perekrutan tenaga kerja, dan sebagainya.

2. TI dan Dunia Bisnis

Simbol hubungan IT dan bisnis (sumber: www.shutterstock.com)
Hubungan TI dan dunia bisnis pada saat ini sangatlah erat, karena segala produktivitas dari para pelaku bisnis yang dilakukan pada masa kini sangat bergantung kepada keberadaan TI. Selain memberi kemudahan dalam berinteraksi dengan konsumen, TI juga mendukung pelaku bisnis untuk mendapat berbagai informasi yang mendukung produktivitas mereka. Adapun pemanfaatan TI dalam bidang bisnis adalah:

a. Sebagai penyedia sarana komunikasi yang lebih cepat

Dimulai dengan e-mail (surat elektronik), pelaku bisnis dapat berkomunikasi dengan klien maupun rekanan dengan cepat dan efektif, tanpa harus kerepotan menggunakan faksimile maupun surat untuk saling berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Setelah itu, berkembang pula chat yang kemudian semakin mempercepat waktu yang dibutuhkan dalam komunikasi berbasis elektronik yang bersifat pribadi, ditambah dengan kemunculan teknologi VoIP (Voice over Internet Protocol), video conference dan sebagainya. Dengan ini, komunikasi yang dibutuhkan untuk mempermudah urusan bisnis dapat terjadi secara lancar, tanpa terbatasi oleh tempat dan waktu.

b. Sebagai sumber pengetahuan dan informasi

Internet menyediakan jutaan pengetahuan dan informasi yang dibutuhkan oleh pelaku bisnis, yang dimana semua dapat diakses hanya dengan satu klik saja. Ini sangat menguntungkan karena biaya yang dibutuhkan dalam mendapatkan akses ke pengetahuan dan informasi bisnis dapat ditekan secara drastis, yang dimana sebagian di antaranya dapat dialihkan menjadi biaya untuk membayar koneksi Internet, maupun untuk biaya cadangan dalam operasional bisnis.

Dan dengan semakin banyaknya pengetahuan dan informasi yang didapatkan, maka imbasnya adalah bisnis yang dikelola akan semakin maju, karena pelaku bisnis tersebut memiliki strategi-strategi yang dibutuhkan untuk pengelolaan bisnis berdasarkan pengetahuan dan informasi tersebut. Bahkan dari pengetahuan dan informasi tersebut pun seorang pelaku bisnis dapat mengetahui seperti apa kondisi dari pesaingnya, yang ini tentunya mengizinkan pelaku bisnis untuk menyusun strategi yang paling ampuh dan efektif dalam mempertahankan pasar yang telah dimiliki oleh produk dan jasa yang ditawarkannya kepada konsumen dari serangan produk dan jasa yang ditawarkan oleh pesaing.

c. Sebagai alat manajemen data

TI menyediakan sistem manajemen basis data (Database Management System, DBMS) yang fleksibel dan dapat diandalkan oleh pelaku bisnis. Dengan DBMS, semua data yang ada dapat disimpan dalam format digital yang disimpan di server, dan data tersebut dapat diakses dari lokasi manapun (tanpa harus datang ke kantor terlebih dahulu). Alhasil penggunaan DBMS memungkinkan pelaku bisnis untuk mengurangi jumlah lemari arsip yang dimilikinya secara besar-besaran, karena semua data yang dimiliki

d. Sebagai penyedia sistem informasi manajemen

Dengan menggunakan sistem informasi manajemen, pelaku bisnis dapat melakukan pengelolaan seluruh kegiatan manajemen dalam organisasi bisnis mereka secara lebih mudah dan cepat. Ini termasuk pula melacak aktivitas bisnis yang cenderung lesu atau bahkan kinerjanya sangat rendah, sehingga pelaku bisnis bisa mengambil keputusan yang terbaik untuk dapat meningkatkan kinerja dari aktivitas bisnis tersebut, baik itu mengatur besaran biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan bisnis, melaksanakan aktivitas yang dapat memotivasi mereka yang menangani aktivitas tersebut, dan sebagainya. Alhasil dengan seperti ini pelaku bisnis dapat memaksimalkan pendapatan hariannya mereka secara lebih baik.

e. Sebagai alat manajemen hubungan terhadap konsumen

Pelaku bisnis pada masa kini menggunakan sistem berbasis TI untuk membuat rekam jejak dari interaksi mereka dengan konsumen, yang dimana ini dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas dari produk yang mereka tawarkan kepada konsumen. Sehingga apabila terjadi suatu hal yang berakibat kualitas dari produk yang ditawarkan tersebut menjadi buruk (yang biasanya diawali dari komplain yang disampaikan konsumen kepada pelaku bisnis), maka pelaku bisnis dapat segera melacak sumber masalah tersebut dengan cepat dan teliti menggunakan sistem TInya mereka, lalu kemudian memberitahukannya kepada konsumen dalam waktu singkat. Ini akan membuat konsumen menjadi lebih tenang dan nyaman dalam berinteraksi dengan pelaku bisnis, dan di sisi lain pelaku bisnis menjadi sangat dipercaya oleh konsumen untuk kualitas dari produk yang ditawarkan oleh mereka.

f. Sebagai sarana untuk penyediaan layanan 24 jam

Pelayanan bisnis 24 jam dapat dicapai oleh pelaku bisnis dengan menggunakan sistem TI, yang tentunya memudahkan konsumen untuk dapat berinteraksi dengan pelaku bisnis kapan saja dan dimana saja. Hal ini terutama dikarenakan sistem TI didesain untuk dapat berjalan selama 24 jam, yang pada akhirnya berefek pada semakin tingginya tingkat ketersediaan produk yang ditawarkan kepada konsumen. Akibatnya, pelaku bisnis kini dapat melayani transaksi dengan konsumen, bahkan di saat toko milik pelaku bisnis sudah tutup karena jam operasionalnya berakhir pada hari tersebut.

3. Prosedur Pendirian Bisnis, Kontrak Kerja dan Prosedur Pengadaan
Gambaran dari memulai pendirian bisnis (sumber: startups.co.uk)
Dalam mendirikan dan menjalankan sebuah bisnis, ada tiga hal yang harus diperhatikan. Ketiga hal tersebut adalah prosedur pendirian bisnis, kontrak kerja dan prosedur pengadaan, yang dimana ini sangat wajib hukumnya untuk dipatuhi oleh pelaku bisnis, karena badan usaha merupakan kesatuan hukum, teknis dan ekonomis yang bertujuan untuk mencari keuntungan. Apabila pelaku bisnis melanggar salah satu poin tersebut, maka ini berakibat kerugian terhadap pelaku bisnis itu sendiri, orang lain yang bekerjasama dengna pelaku bisnis, bahkan negara. Berikut ini adalah penjelasan dari setiap hal tersebut:

a. Prosedur Pendirian Bisnis

Untuk mendirikan bisnis, ada 4 tahapan yang harus dilalui, yaitu:

- Pengurusan izin pendirian

Proses pengurusan izin pendirian menjadi suatu hal yang tidak boleh dilewatkan oleh seorang pelaku bisnis demi kemajuan dan pengakuan atas perusahaan yang bersangkutan, terutama apabila pelaku bisnis tersebut ingin mendirikan bisnisnya dalam skala besar. Tahapan ini biasanya memiliki hasil akhir berupa sebuah surat izin yang dikenal dengan Letter of Intent, yang dimana bentuknya dapat berupa izin sementara, izin tetap hingga izin perluasan usaha. Untuk beberapa jenis perusahaan seperti distributor tunggal dari sebuah merek dagang, dari sebuah Letter of Intent dapat dibuat turunannya yaitu berupa Letter of Appointment. Surat ini berlaku sebagai sebuah bentuk surat perjanjian keagenan yang merupakan izin perluasan, jika perusahaan ini memberi kesempatan pada perusahaan lain untuk mendistribusikan barang yang diproduksi.

Dokumen utama yang diperlukan untuk mengurus izin pendirian ini biasanya adalah sebagai berikut:
  1. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
  2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
  3. Bukti diri
Selain itu terdapat beberapa izin perusahaan lainnya yang harus dipenuhi oleh pelaku bisnis, seperti:
  1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
  2. Surat Izin Usaha Industri (SIUI)
  3. Surat Izin Domisili
  4. Surat Izin Gangguan
  5. Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
- Pengesahan menjadi badan hukum

Meskipun sebuah bisnis tidaklah harus dibentuk sebagai badan hukum, namun bisnis yang ditujukan untuk dapat berekspansi (alias berkembang menjadi skala besar) haruslah disahkan sebagai badan hukum. Hal ini dikarenakan semua kegiatan tersebut harus tidak boleh melanggar hukum yang berlaku. Adapun pengakuan suatu bisnis sebagai badan hukum dapat didasarkan pada Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), Undang-Undang Penanaman Modal Asing (UU PMA), dan sebagainya.

- Penggolongan menurut bidang yang dijalani

Tahapan yang selanjutnya harus dilalui oleh pelaku bisnis dalam mendirikan sebuah badan usaha adalah pengelompokan badan usaha oleh pihak berwenang kedalam berbagai jenis, dengan berdasarkan pada jenis bidang kegiatan bisnis yang dijalani. Setiap pengurusan izin tentunya akan dilakukan dengan merujuk ke kementerian yang membawahi bidang tersebut, seperti kehutanan, pertambangan, perdagangan, pertanian dsb. Hal ini untuk menjaga agar bidang kegiatan bisnis yang dijalankan oleh badan usaha tersebut bersesuaian dengan tujuan pendirian badan usaha tersebut, karena apabila bidangnya tidak sesuai dengan tujuan pendiriannya, maka ini dapat berakibat pada pencabutan paksa izin operasional bisnisnya oleh pihak yang berwenang.

- Mendapatkan pengakuan, pengesahan dan izin dari departemen yang terkait

Tahapan paling terakhir yang dilalui adalah mendapatkan pengakuan, pengesahan dan izin dari kementerian terkait. Normalnya, izin untuk usaha yang didirikan oleh pelaku bisnis akan dikeluarkan oleh departemen yang berhubungan langsung dengan jenis kegiatan badan usaha  tersebut. Namun diluar itu, badan usaha tersebut juga harus mendapatkan izin dari kementerian lain yang pada nantinya dalam operasional badan usaha tersebut kementerian tersebut ikut bersinggungan dengannya, misalnya Kementerian Perdagangan yang mengeluarkan izin pendirian industri pembuatan obat berupa SIUP. Maka sebagai kelanjutannya, kegiatan ini harus mendapatkan sertifikasi juga dari BP POM, Izin Gangguan atau HO dari Dinas Perizinan.

b. Kontrak Kerja

Kontrak kerja adalah suatu perjanjian antara pekerja dan pengusaha secara tertulis atau lisan, baik untuk waktu tertentu (sementara) maupun waktu tidak tertentu (tetap) yang memuat syarat-syarat kerja serta hak dan kewajiban dari kedua belah pihak. Setiap perusahaan wajib memberikan kontrak kerja di hari kerja pertama dari seorang pekerja yang sudah diterima di perusahaan tersebut. Dalam kontrak kerja biasanya terpapar dengan jelas bahwa pekerja memiliki hak untuk mendapat kebijakan perusahaan yang sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia. Di dalamnya juga memuat mengenai prosedur kerja dan kode disiplin yang ditetapkan perusahaan.

Dari pasal 1601a Kitab Undang-undang Hukum Perdata dapat dikatakan bahwa sebuah kontrak kerja harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

- Adanya pekerja dan pemberi kerja

Antara pekerja dan pemberi kerja memiliki kedudukan yang tidak sama. Ada pihak yang kedudukannya di tingkat atas (pemberi kerja) dan ada pihak yang kedudukannya di tingkat bawah (pekerja). Karena pemberi kerja mempunyai kewenangan untuk memerintah pekerja, maka sebuah kontrak kerja diperlukan untuk menjabarkan syarat, hak dan kewajiban dari pekerja dan yang mempekerjakan pekerja tersebut.

- Pelaksanaan kerja

Seorang pekerja wajib melakukan pekerjaan yang sesuai dengan apa yang ditetapkan di dalam kontrak kerja yang diberikan oleh pemberi kerja. Apabila pekerjaan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang ditetapkan di dalam kontrak kerja, maka ini dapat dikatakan sebagai tindakan yang menyalahi kontrak kerja (dan bahkan menyalahi hukum).

- Waktu Tertentu

Pelaksanaan kerja dilakukan dalam kurun waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh pemberi kerja. Misalkan dalam kontrak kerja disebutkan bahwa jam kerjanya yaitu pada kurun waktu 07.30 - 16.30, maka pekerja harus bekerja sesuai dengan kurun waktu tersebut. Jika pekerja mendapat tugas untuk bekerja melebihi kurun waktu yang seharusnya (alias lembur), maka pekerja tersebut haruslah mendapat kompensasi dari pemberi kerja (baik itu berupa kompensasi waktu atau upah lembur).

- Adanya gaji yang diterima

Gaji atau upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan atau peraturan perundang-undangan, dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja, termasuk tunjangan untuk pekerja itu sendiri maupun keluarganya (Pasal 1 huruf a Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah).

Dalam Pasal 1338 ayat (1) dinyatakan bahwa perjanjian yang dapat mengikat hanyalah perjanjian yang sah. Agar dapat dikatakan sebagai sah, maka pembuatan perjanjian harus berpedoman pada Pasal 1320 KHU Perdata. Pasal ini menentukan syarat sahnya kontrak kerja yaitu adanya:
- Kesepakatan

Yang dimaksud dengan kesepakatan adalah adanya rasa ikhlas atau sukarela di antara pihak-pihak yang membuat perjanjian tersebut. Kesepakatan tidak dianggap ada apabila sebuah kontrak kerja dibuat atas dasar paksaan, penipuan, atau kekhilafan.

- Kewenangan

Pihak-pihak yang membuat kontrak kerja haruslah orang-orang yang oleh hukum dinyatakan sebagai subyek hukum. Pada dasarnya semua orang menurut hukum mempunyai kewenangan untuk membuat kontrak. Yang tidak adalah anak-anak, orang dewasa yang ditempatkan di bawah pengawasan (curatele), dan orang sakit jiwa. Anak-anak adalah mereka yang belum dewasa yang menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan belum berumur 18 (delapan belas) tahun. Meskipun belum berumur 18 (delapan belas) tahun, apabila seseorang telah atau pernah kawin maka dia sudah dianggap dewasa dan cakap untuk dapat membuat sebuah perjanjian.

- Objek yang diatur harus jelas

Hal ini sangat penting sebagai cara untuk memberikan jaminan atau kepastian kepada pihak yang terlibat, dan mencegah timbulnya kontrak fiktif yang dapat merugikan pihak yang terlibat. Ini sangat dibutuhkan, mengingat banyak pekerjaan yang ternyata memiliki kontrak fiktif, yang artinya ini sama halnya dengan pekerjaan ilegal.

- Kontrak kerja harus sesuai dengan Undang-undang.

Isi kontrak tidak boleh bertentangan dengan apa yang tertulis di dalam undang-undang ketenagakerjaan. Dengan kata lain, isi kontrak kerja tidak boleh bersifat memaksa pekerja dan melawan ketertiban umum atau kesusilaan.

c. Prosedur Pengadaan

Untuk prosedur pengadaan, ada dua kategori utama yang didefinisikan dalam prosedur tersebut, yaitu pengadaan tenaga kerja dan pengadaan barang dan jasa.

- Pengadaan Tenaga Kerja

Dalam pengadaan tenaga kerja, terdapat 4 metode yang harus dilaksanakan secara teliti, yaitu:
  • Perencanaan Tenaga Kerja - metode ini berfungsi sebagai metode penentuan kuantitas dan kualitas dari tenaga kerja yang dibutuhkan dan cara-cara dalam memenuhinya. Penentuan kuantitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu time motion study dan peramalan tenaga kerja. Sedangkan penentuan kualitas dapat dilakukan dengan Job Analysis. Job Analysis terbagi menjadi dua, yaitu Job Description dan Job Specification / Job Requirement. Tujuan dari Job Analysis bagi perusahaan yang sudah lama berdiri yaitu untuk reorganisasi, penggantian pegawai, dan penerimaan pegawai baru.
  • Penarikan Tenaga Kerja - proses ini diperoleh dari dua sumber, yaitu sumber internal dan sumber eksternal. Penjelasannya yaitu:
    • Sumber internal - proses ini berupa menarik tenaga kerja baru dari rekomendasi karyawan lama dan nepotisme, berdasarkan sistem kekeluargaan, misalnya mempekerjakan anak, adik, dan sebagainya. Keuntungan menarik tenaga kerja dari sumber internal yaitu lowongan cepat terisi, tenaga kerja cepat menyesuaikan diri, dan semangat kerja meningkat. Namun kekurangannya adalah menghambat masuknya gagasan baru, terjadi konflik bila salah penempatan jabatan, karakter lama terbawa terus, dan promosi yang salah mempengaruhi efisiensi dan efektifitas. Tujuan menarik tenaga kerja dari sumber internal adalah untuk meningkatkan semangat, menjaga kesetiaan, memberi motivasi, dan memberi penghargaan atas prestasi.
    • Sumber eksternal - kebalikan dari sumber internal, proses ini berupa menarik tenaga kerja baru dari lembaga tenaga kerja, lembaga pendidikan, ataupun dari advertising, yaitu media cetak dan internet. Keuntungan menarik tenaga kerja dari sumber eksternal adalah dapat meminimaslisasi kesalahan penempatan jabatan, lebih berkualitas dan memperoleh ide baru/segar. Namun kekurangannya adalah membutuhkan proses yang lama, biaya yang cukup besar, dan rasa tidak senang dari pegawai lama. Tujuan menarik tenaga kerja dari sumber eksternal adalah untuk memperoleh gagasan/ide baru dan mencegah persaingan yang negatif.
  • Seleksi Tenaga Kerja - ada lima tahapan dalam menyeleksi tenaga kerja, yaitu seleksi administrasi, tes kemampuan dan psikologi, wawancara, tes kesehatan dan referensi (pengecekan). Terdapat dua pendekatan untuk menyeleksi tenaga kerja, yaitu Successive Selection Process dan Compensatory Selection Process. Successive Selection Process adalah seleksi yang dilaksanakan secara bertahap atau sistem gugur, sedangkan Compensatory Selection Process adalah seleksi dengan memberikan kesempatan yang sama pada semua calon untuk mengikuti seluruh tahapan seleksi yang telah ditentukan.
  • Penempatan Tenaga Kerja - merupakan proses penentuan jabatan seseorang yang disesuaikan antara kualifikasi yang bersangkutan dengan job specification-nya. Indikator dari kesalahan penempatan tenaga kerja yaitu tenaga kerja yang tidak produktif, terjadi konflik, biaya yang tinggi dan tingkat kecelakaan kerja tinggi.
- Pengadaan Barang dan Jasa

Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 80/2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa, terdapat beberapa metode pemilihan serta sistem penilaian kompetensi penyedia barang dan jasa. Secara umum jenis-jenis metode pemilihan penyedia barang dan jasa adalah:
  • Metode Pelelangan Umum - metode ini merupakan metode pemilihan penyedia barang/jasa yang relatif banyak dilakukan pada berbagai prosedur pengadaan barang. Pelelangan umum dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. Semua pengadaan pada prinsipnya harus dapat dilelangkan dengan cara diumumkan secara luas, agar dapat menciptakan persaingan yang sehat di dunia bisnis.
  • Pelelangan Terbatas - metode ini dilakukan jika pelelangan umum sulit dilaksanakan karena terbatasnya penyedia barang/jasa yang mampu mengerjakan dan juga pekerjaannya bersifat kompleks. Pekerjaan kompleks sendiri yaitu pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi, mempunyai risiko tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus atau bernilai di atas Rp. 50.000.000.000,- (lima puluh miliar rupiah). Pelelangan terbatas diumumkan secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang telah diyakini mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi.
  • Pemilihan Langsung - bila metode pelelangan umum dan pelelangan terbatas sulit dilaksanakan dan kemungkinan tidak akan dapat mencapai sasaran, maka dilakukan pemilihan langsung. Pemilihan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah). Metode ini merupakan metode yang berupa pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet. Pejabat/Panitia Pengadaan mengundang penyedia barang/jasa untuk memasukkan penawaran kemudian membandingkan penawaran tersebut yang memenuhi syarat. Negosiasi teknis dan harga dilakukan secara bersaing.
  • Penunjukan Langsung - berdasarkan ketentuan dalam Keppres No 80/2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa, penunjukan langsung dalam pengadaan barang/jasa dapat dilaksanakan apabila memenuhi kriteria yang antara lain:
    • Terjadi keadaan darurat untuk pertahanan negara, keamanan dan keselamatan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda, atau harus dilakukan segera, termasuk penanganan darurat akibat bencana alam
    • Pekerjaan yang bersifat rahasia dan menyangkut pertahanan serta keamanan negara yang ditetapkan oleh Presiden
    • Pekerjaan berskala kecil dengan nilai paket pekerjaan maksimum Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
    • Paket pekerjaan berupa pekerjaan/barang spesifik yang hanya dapat dilaksanakan oleh satu penyedia barang/jasa, pabrikan, pemegang hak paten tertentu
    • Paket pekerjaan merupakan hasil produksi usaha kecil atau koperasi kecil atau pengrajin industri kecil yang telah mempunyai pasar dan harga yang relatif stabil
    • Paket pekerjaan yang bersifat kompleks dan hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan teknologi khusus dan/atau hanya ada satu penyedia barang/jasa yang memiliki kemampuan dalam pengaplikasiannya.

4. Aplikasi Bisnis

Pada dasarnya terdapat berbagai macam aplikasi IT yang diperuntukkan untuk menunjang kinerja bisnis, dengan tiap aplikasi memiliki kategori tersendiri berdasarkan fungsinya. Kategori dari aplikasi bisnis yang beredar pada saat ini di antaranya adalah:

a. Enterprise Application Software

Contoh unsur pembentuk Enterprise Application Software (sumber: www.edrawsoft.com)
Aplikasi ini biasanya diperuntukkan bagi perusahaan skala besar, yang dimana biasanya jumlah dari masalah yang harus diselesaikan dengan menggunakan aplikasi ini sangatlah banyak. Pada umumnya semua aplikasi yang dikategorikan sebagai Enterprise Application Software tersedia dalam bentuk software suite, karena biasanya pelaku bisnis yang membeli aplikasi ini menginginkan adanya berbagai solusi yang telah dipaketkan sebagai satu software suite (sebagai langkah yang diambil untuk mengefisienkan biaya dalam pembelian aplikasi).

Isi dari aplikasi jenis ini biasanya adalah:
  • Accounting Software
  • Billing Management
  • Business Management
  • Business Process Management
  • Content Management System
  • Customer Relationship Management
  • Database Management (termasuk pula Master Data Management)
  • Enterprise Resources Planning
  • Enterprise Asset Management
  • Supply Chain Management
  • Backup Software
b. Resource Management

Tampilan software Resource Management (sumber: www.nauticexpo.com)
Sesuai dengan namanya, aplikasi ini dipergunakan untuk melakukan pengelolaan sumber daya yang dapat berguna dalam mengefektifkan kinerja bisnis. Biasanya fitur dari aplikasi ini dirancang dengan menggunakan pendekatan dari sisi seberapa banyak kebutuhan terhadap sumber daya dari salah satu unit yang ada pada sebuah organisasi bisnis. Dengan berdasarkan pendekatan ini, maka fungsi-fungsi pengelolaan sumber daya dibuat untuk mengikuti alur kebutuhan secara real-time agar tidak ada sumber daya yang terbuang secara percuma.

Selain itu, aplikasi untuk pengelolaan sumber daya sendiri juga didesain untuk dapat memaksimalkan kemampuan dalam penyimpanan maupun pengeluaran sumber daya. Ini dikarenakan apabila fungsi tersebut pada aplikasi ini dibuat untuk dapat bekerja secara maksimal, maka hasilnya adalah kinerja organisasi bisnis dapat semakin bagus, dan segala masalah dapat terselesaikan dengan baik (sebagai efek dari penggunaan sumber daya secara maksimal dan efektif).

c. Digital Dashboard
Tampilan antarmuka software digital dashboard (sumber: en.wikipedia.org)
Dalam istilah bisnis, nama "dashboard" merupakan nama lain untuk laporan kemajuan aktivitas organisasi bisnis, yang dimana istilah ini lahir dari fakta bahwa umumnya laporan-laporan tersebut disajikan sebagai tampilan sekilas dari berbagai kunci indikator kinerja yang relevan dengan proses obyektif atau bisnis tertentu. Untuk menyiasati perkembangan era digital, maka dikembangkanlah aplikasi digital dashboard yang didesain untuk dapat menyajikan laporan tersebut dengan cara yang sama, namun dalam versi digital.

Umumnya aplikasi digital dashboard pada masa kini dibuat sebagai aplikasi web yang terhubung ke database yang tersimpan di server, untuk dapat menampilkan data-data yang terus diperbarui secara berkelanjutan. Ini tentunya memungkinkan dewan manajemen di perusahaan untuk dapat mengevaluasi kinerja operasional bisnis perusahaan secara teliti dan akurat meskipun hanya dilihat dari sekilas saja.

Keuntungan dari penggunan digital dashboard sendiri di antaranya adalah:
  • Dapat merepresentasikan ukuran kinerja secara visual
  • Mampu mengidentifikasi dan memperbaiki tren yang cenderung negatif
  • Mengukur efisiensitivitas kinerja (termasuk pula yang inefisien)
  • Dapat menghasilkan laporan yang menunjukkan tren terbaru
  • Mampu menyelaraskan strategi dan tujuan organisasi
d. Reporting Software
Tampilan reporting software (sumber: en.wikipedia.org)
Biasanya aplikasi ini didesain dengan tujuan untuk mengambil beberapa data dari sebuah sumber data (biasanya dari database) dan menyajikannya kepada pengguna (yakni pelaku bisnis) dalam waktu yang singkat. Aplikasi yang didesain untuk menyajikan laporan yang bersumber dari sebuah sumber data diharuskan untuk memenuhi kriteria berupa laporan yang disajikan mudah dibaca, akurat, dan real-time, karena hasil yang mudah dibaca akan sangat membantu pengguna dalam menentukan tindakan apa yang harus diambil untuk meningkatkan kinerja bisnisnya.

Banyak aplikasi dari kategori ini yang dibuat sebagai aplikasi terpisah, meskipun seringkali ada pula yang ditanamkan sebagai bagian dari aplikasi manajemen database. Berikut ini adalah sebagian dari aplikasi tersebut:
  • Crystal Reports
  • Oracle Reports
  • OpenOffice Base (berupa fungsi built-in pada aplikasinya)
  • KNIME
  • SQL Server Reporting Services
e. Procurement Software

Aplikasi ini didesain untuk membantu pelaku bisnis dalam melakukan otomatisasi fungsi pembelian yang ada di dalam organisasi bisnis. Fungsi-fungsi yang disertakan di dalam aplikasi ini (dalam rangka membantu terjadinya otomatisasi fungsi pembelian) adalah:
  • Requisition - fungsi ini terutama untuk pembuatan dan penerbitan purchase order (surat pembelian), yang dimana prosesnya dilakukan secara elektronik (pengiriman ke penyedia barang atau jasanya itu sendiri dapat berupa melalui fax atau e-mail)
  • Vendor Follow Up - ditujukan untuk mengingatkan penyedia barang atau jasa yang telah menerima surat pembelian tersebut dalam melakukan konfirmasi terhadap pembelian tersebut
  • Receiving of Goods or Services - berfungsi untuk membuat dan menjaga daftar inventori fisik dari barang yang telah dibeli secara otomatis
  • Financial Settlement - membuat dan menyelesaikan transaksi yang berkaitan dengan keuangan dan inventori, bersamaan dengan ketika barang telah diterima oleh pelaku bisnis
Dengan penggunaan aplikasi ini, maka pelaku bisnis dapat mengurangi ongkos dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses administrasi yang berkaitan dengan pembelian suatu barang untuk keperluan di organisasi bisnis tersebut. Selain itu, tenaga yang dibutuhkan dalam penyelesaian semua proses transaksi juga dapat dihemat. Dengan kata lain, transaksi pembelian dalam satu hari dapat dilakukan dalam jumlah yang lebih besar (apabila dibandingkan dengan transaksi yang menggunakan cara konvensional).

5. Proses dan Strategi Pengembangan Bisnis TI
Gambaran tentang strategi bisnis (sumber: edumuch.com)
TI mendukung seorang pelaku bisnis dalam merancang seluruh proses dan strategi yang dibutuhkan dalam pengembangan bisnisnya, baik itu untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu:

a. Pengembangan Sistem Informasi

Ketika pengembangan sistem untuk penyelesaian masalah diterapkan untuk pengembangan solusi sistem informasi terhadap masalah bisnis, maka hal ini disebut Information Systems Development (pengembangan sistem informasi) atau Application Development (pengembangan aplikasi). Bagian ini akan menunjukkan kepada pelaku bisnis tentang bagaimana pendekatan sistem dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi dan sistem e-business yang dapat memenuhi kebutuhan bisnis perusahan, karyawan, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder).

b. Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem untuk penyelesaian masalah menggunakan orientasi sistem untuk merumuskan masalah dan peluang serta mengembangkan solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah tersebut. Menganalisa masalah dan memformulasikan solusi melibatkan aktivitas yang saling berhubungan di bawah ini:

1. Mengenali dan merumuskan masalah atau peluang dengan menggunakan pemikiran sistem
2. Mengembangkan dan mengevaluasi alternatif solusi sistem
3. Memilih solusi sistem yang memenuhi persyaratan
4. Membuat desain dari solusi sistem yang dipilih
5. Mengimplementasikan dan mengevaluasi kesuksesan sistem yang telah didesain

c. Siklus Pengembangan Sistem

Menggunakan pendekatan sistem untuk mengembangkan solusi sistem informasi dapat dipandang sebagai proses multilangkah yang disebut Information Systems Development Cycle (siklus pengembangan sistem informasi), yang juga dikenal sebagai System Development Life Cycle-SDLC (siklus hidup pengembangan sistem). Tiap langkah yang ada di dalam SDLC yaitu:

1. Investigasi
2. Analisis
3. Desain
4. Implementasi
5. Pemeliharaan

Akan tetapi, harus disadari bahwa semua aktivitas yang terlibat sangat berhubungan satu sama lain dan saling terikat. Oleh karena itu, pada prakteknya, beberapa akivitas pengembangan bisa muncul pada saat yang bersamaan. Jadi bagian yang berbeda dari proyek pengembangan tersebut bisa jadi berada pada tingkat yang berbeda pada siklus pengembangan sistem.

d. Pembuatan Desain Prototipe

Proses pengembangan sistem sering kali mengambil format, atau mencakup pendekatan yang berupa pembuatan desain prototipe. Prototyping (pembuatan prototipe) adalah pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja atau prototipe dari sebuah aplikasi baru dalam proses yang interaktif dan berulang-ulang yang bisa digunakan oleh ahli SI dan praktisi bisnis.

Pembuatan prototipe membuat proses pengembangan lebih cepat dan lebih mudah, khususnya untuk priyek di mana persyaratan pemakai akhir sulit dirumuskan. Pembuatan prototipe terkadang disebut juga Rapid Application Design-RAD (desain aplikasi cepat). Pembuatan prototipe juga membuka proses pengembangan aplikasi untuk pemakai akhir karena pembuatan prototipe menyederhanakan dan memepercepat desain sistem. Jadi, pembuatan prototipe telah memeperluas peran pemilik kepentingan bisnis yang dipengaruhi oleh sistem yang diusulkan, dan memungkinkan untuk mempercepat proses pengembangan yang lebih tanggap atau disebut juga Agile Systems Development-ASD.

e. Proses Pembuatan Prototipe

Pembuatan prototipe dapat digunakan untuk aplikasi besar dan aplikasi kecil. Umumnya, sistem bisnis besar masih perlu menggunakan pendekatan pengembangan sistem tradisional, tetapi sebagian sistem tersebut sering kali dapat dibuatkan prototipenya. Prototipe aplikasi bisnis yang diperlukan oleh pemakai akhir dikembangkan secara cepat dengan menggunakan berbagai alat software pengembangan aplikasi. Kemudian sistem prototipe tersebut diperbaiki berkali-kali hingga dapat diterima.

Sebagaimana yang pada umumnya diketahui, pembuatan prototipe merupakan proses yang interaktif dan berulang-ulang, yang menggabungkan langkah-langkah siklus pengembangan sistem tradisional. Pemakai akhir yang cukup berpengalaman dengan alat pengembangan aplikasi biasanya dapat membuat desain versi sendiri dari prototipe tersebut. Selain itu, ada pula cara berupa bekerja sama dengan ahli SI untuk mengembangkan sistem prototipe dalam rangkaian sesi interaktif. Dari situ pengguna dapat mengembangkan, menguji dan memperbaiki prototipe sistem tersebut, baik itu dari segi tampilan, pola kerja, dan sebagainya.

Biasanya sebuah prototipe dimodifikasi beberapa kali sebelum pemakai akhir menyatakan bahwa prototipe tersebut dapat diterima. Modul program yang tidak dihasilkan oleh software pengembangan aplikasi bisa dikodekan oleh programmer dengan menggunakan bahasa pemrograman konvensional. Versi akhir sistem aplikasi kemudian diserahkan kepada pemakai akhir untuk keperluan operasional.

f. Memulai Proses Pengembangan Sistem

Langkah pertama dalam proses pengembangan sistem adalah System Investigation Stage (tahap investigasi sistem). Tahap ini dapa melibatkan pertimbangan proposal yang dihasilkan dari proses bisnis/TI. Tahap investigasi juga termasuk merupakan studi awal terhadap solusi sistem informasi yang diusulkan untuk memenuhi prioritas bisnis perusahaan dan peluang seperti yang diidentifikasikan dalam proses perencanaan.

g. Studi Kelayakan

Terdapat dua studi yang harus dilakukan dalam rangka menilai apakah sistem yang direncanakan layak untuk dibuat dan dipergunakan atau tidak, yaitu:

  • Feasibility Study (studi kelayakan) adalah studi awal untuk merumuskan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat, dan kelayakan proyek yang diusulkan. Setelah itu tim praktisi bisnis dan ahli SI akan menyajikan temuan dari studi ini dalam laporan tertulis yang mencakup spesifikasi awal dan rencana pengembangan untuk aplikasi bisnis yang diusulkan. Jika pihak manajemen perusahaan menyetujui rekomendasi studi kelayakan ini, maka proses pengembangan bisa dilanjutkan. Tujuan diadakannya studi kelayakan adalah untuk mengevaluasi solusi sistem alternatif dan mengusulkan aplikasi bisnis yang paling layak dan paling diinginkan untuk dikembangkan. Kelayakan usulan sistem bisnis dapat dievaluasi dalam tiga kategori besar:
    • Organizational Feasibility (kelayakan secara organisasi) berfokus pada sebaik apakah dukungan sistem yang diusulkan terhadap prioritas bisnis strategis organisasi
    • Economic Feasibility (kelayakan ekonomi) berhubungan dengan apakah penghematan biaya, peningkatan pendapatan, peningkatan keuntungan, pengurangan investasi yang diperlukan, dan manfaat lain yang diharapkan akan melebihi biaya pengembangan dan biaya operasional sistem yang diusulkan. Sebagai contoh, jika usulan sistem sumber daya manusia tidak bisa menutupi biaya pengembangannya, maka usulan itu tidak akan disetujui, kecuali apabila dimandatkan oleh peraturan pemerintah atau pertimbangan bisnis strategi
    • Operational Feasibility (kelayakan operasional) adalah kemauan dan kemampuan dari manajemen, karyawan, pelanggan, pemasok, dan pihak lain yang mengoperasikan, menggunakan, dan mendukung sistem yang diusulkan
  • Benefit Analysis (analisis manfaat) yaitu studi kelayakan terhadap manfaat yang dapat diambil dari penggunaan sistem dalam operasional sehari-hari. Jika biaya dan manfaat bisa dihitung, hal ini disebut berwujud (tangible), sedangkan jika tidak bisa dihitung maka ini disebut tak berwujud (intangible). Penjelasannya adalah:
    • Tangible Cost (biaya yang berwujud) adalah biaya hardware dan software, gaji karyawan dan biaya lain yang dapat dihitung dan dibutuhkan untuk mengembangkan dan menerapkan solusi SI dalam operasional bisnis
    • Intangible Cost (biaya tak berwujud) adalah biaya yang sulit diukur secara pasti. Biasanya termasuk hilangnya niat baik pelanggan atau moral karyawan yang disebabkan oleh kekeliruan dan gangguan pada instalasi sistem baru
    • Tangible Benefit (manfaat berwujud) adalah hasil yang dapat diharapkan berdasarkan perhitungan, seperti penurunan biaya gaji yang disebabkan oleh berkurangnya personel atau penurunan biaya persediaan yang disebabkan oleh berkurangnya persediaan
    • Intangible Benefit (manfaat tak berwujud) yaitu hasil yang lebih sulit diperkirakan (alias tidak dapat dihitung dengan cara konvensional). Manfaat tak berwujud misalnya pelayanan pelanggan yang lebih baik atau lebih cepat serta lebih akuratnya informasi untuk manajemen
h. Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan studi yang mendalam mengenai informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir, yang dimana dari situ dihasilkan sebuah Functional Requirement (persyaratan fungsional). Ini dipergunakan sebagai dasar oleh desainer sistem dalam membuat desain sistem informasi yang baru. Analisis sistem secara tradisional melibatkan studi yang rinci mengenai:
  • Informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pemakai akhir
  • Aktivitas, sumber daya, dan produk dari satu atau lebih sistem informasi yang saat ini digunakan
  • Kemampuan sistem informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan informasi
i. Desain Sistem

System Analysis (analisis sistem) mendeskripsikan apa yang harus dilakukan oleh sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi dari pemakai. Dari situ, dapat dibuat System Design (desain sistem) yang akan menentukan bagaimana sistem dapat memenuhi tujuan tersebut, yang dimana ini terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi sistem yang dapat memenuhi persyaratan fungsional yang dikembangkan dalam proses analisis sistem.

Konsep desain sistem berfokus pada tiga produk utama, atau deliverables yang harus dihasilkan dari tahap desain. Dalam kerangka kerja desain sistem biasanya terdiri dari tiga aktivitas; interface pemakai, data, dan desain proses. Apabila ketiganya dibuat saling selaras antara satu dengan yang lainnya, maka ini menghasilkan spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode interface pemakai, struktur database, serta pemrosesan dan prosedur pengendalian.

j. Pengembangan Pemakai Akhir

Dalam siklus pengembangan sistem tradisional, pengguna berperan sebagai pemakai akhir bisnis, seperti halnya pelanggan atau klien. Biasanya pengguna akan meminta sistem baru atau sistem yang lebih baik, menjawab pertanyaan tentang kebutuhan informasi spesifik pengguna dan masalah pemrosesan informasi, serta menyediakan informasi mengenai sistem bisnis milik pengguna yang ada saat ini. Di sisi lain praktisi SI bekerja dengan pengguna untuk menganalisis masalah dan menyarankan solusi alternatif. Saat pengguna menyetujui alternatif terbaik, maka alternatif itu akan didesain dan diterapkan. Di sini pengguna mungkin terlibat lagi dalam proses desain prototipe atau menjadi tim pengimplentasikan bersama dengan para ahli SI.

Akan tetapi, pada End User Development (pengembangan pemakai akhir), praktisi SI memainkan peran sebagai konsultan, sementara pengguna melakukan pengembangan aplikasinya sendiri. Kadang-kadang staf dari konsultan pemakai siap membantu pengguna dalam usaha pengembangan aplikasi tersebut. Bantuan ini dapat saja termasuk pelatihan penggunaan paket aplikasi, pemilihan hardware dan software, dampingan untuk mendapatkan akses ke database organisasi, dan tentu saja dampingan dalam menganalisa, mendesain, dan mengimplementasikan aplikasi bisnis TI yang dibutuhkan oleh sang pengguna dalam operasional bisnis sehari-harinya.

6. Aturan e-Business pada Bisnis

Gambaran e-Business (sumber: www.progresstech.co.id)
Dalam dunia e-Business, terdapat beberapa aturan yang harus ditaati oleh pelaku bisnis agar ketika sang pelaku bisnis memulai perintisan e-Business tidak terjadi masalah-masalah yang dapat merugikan konsumen maupun pelaku bisnis itu sendiri. Aturan-aturan tersebut adalah:

a. Komunikasi

Yang dimaksud dengan komunikasi adalah yaitu adanya fasilitas atau media yang memungkinkan terjadinya pertukaran informasi, layanan, transaksi elektronik (pemesanan dan pembayaran secara elektronik) dan perpindahan barang dari penjual ke pembeli. Media komunikasi yang memadai yang bisa mempertemukan pelaku e-Business menjadi syarat utama dari terselenggaranya sebuah e-Business yang jelas, sah dan dapat dipertanggungjawabkan oleh kedua pihak

b. Komersial (Perdagangan)

Sisi komersial yang disyaratkan pada e-Business adalah adanya sistem untuk dapat melakukan transaksi online, mulai dari promosi barang, pemesanan barang, pembayaran hingga pengiriman barang. Ketika pembeli barang memesan barang, sangat disarankan bagi penjual untuk mencantumkan gambar atau spesifikasi dari produk yang dijual oleh mereka di website (alias konsumen tidak perlu melihatnya secara langsung). Ini demi

Sedangkan untuk pemesanan, sistem online shopping haruslah terhubung dengan sistem inventori untuk dapat mengetahui stok barang yang masih ada di penjual, sehingga ketika pembeli ingin membeli barang tersebut maka dia bisa apakah barang yang akan dibeli masih ada di dalam stoknya atau sudah habis. Untuk pembayaran, sistem shopping online harus terhubung dengan otoritas pembayaran, misalnya bank atau penyedia kartu kredit, agar nilai yang dibayarkan oleh pembeli berasal dari alat pembayaran yang sah dan memiliki nilai yang cukup.

c. Proses Bisnis

Setiap pelaku e-Business yang ingin melakukan transaksi elektronik dan mendapatkan manfaat yang semaksimal mungkin dari e-Business haruslah melakukan optimalisasi terhadap proses bisnis internal dengan memanfaatkan teknologi informasi. Tujuannya yaitu agar aliran informasi, transaksi, maupun lama pengiriman barang dapat dipersingkat secara signifikan, yang pada akhirnya biaya transaksi menjadi lebih ekonomis jika dibandingkan dengan perdagangan yang dilakukan secara tradisional.

d. Layanan

Bagi setiap institusi yang menjadi pelaku e-Business, penggunaan teknologi informasi dan internet seharusnya menjadikan layanan ke customer menjadi lebih baik, lebih ekonomis, dan lebih terjangkau. Misalnya, dimensi barang yang ditawarkan beserta spesifikasinya bisa diperiksa lebih seksama sebelum dibeli (diakses melalui website), tidak diperlukan toko secara fisik, dan bisa diakses dari mana saja dengan menggunakan internet. Bahkan dengan sistem informasi, customer bisat dilayani secara khusus dan personal karena data-data aktifitas customer direkam dan bisa dilakukan analisis untuk meningkatkan pelayanan.

e. Edukasi

Untuk meningkatkan kepedulian, baik diantara pengguna maupun pelaku e-Business, proses edukasi sangatlah penting, agar semakin banyak anggota masyarakat yang menyadari berbagai manfaat dan kelebihan dari transaksi online. Perbedaan yang paling mencolok apabila dibandingkan dengan transaksi tradisional yaitu karena pengguna maupun pelaku transaksi online tidak berhadapan dengan manusia (tetapi dengan mesin komputer), maka diperlukan proses edukasi agar mereka bisa menggunakan fasilitas atau media transaksi dengan lancar.

f. Kolaborasi

Satu siklus transaksi online antara penjual dan pembeli melibatkan stakeholder lain yang harus berkolaborasi untuk dapat menyelesaikan transaksi tersebut. Pada saat pembayaran maka akan terjadi kolaborasi antara penyedia shopping online dengan bank atau penyedia kartu kredit untuk menyelesaikan proses pembayaran. Setelah dibayar maka selanjutnya terjadi kolaborasi antara penyedia shopping online dengan gudang, dan jasa pengiriman barang untuk mengantarkan barang sampai ke pembeli. Pihak lain yang juga terlibat adalah pihak asuransi, yang bertugas untuk melakukan penjaminan transaksi maupun atas barang yang dikirim.

Apabila kolaborasi yang terjadi dalam e-Business terjalin dengan baik, maka semua proses transaksi akan berjalan lancar, dan reputasi dari penjual akan semakin meningkat, karena pembeli puas dengan pelayanan yang diberikan oleh penjual. Sebaliknya, jika kolaborasinya terganjal oleh berbagai masalah, maka yang akan terjadi adalah transaksi berjalan dengan tersendat-sendat, dan bisa berakibat pada keluhan dari pembeli kepada sang penjual.

g. Komunitas

Dalam dunia maya (world wide web alias WWW), komunitas merupakan salah satu indikator paling vital untuk mengukur aktifitas pengguna. Begitu pula dalam e-Business, komunitas merupakan media yang cukup penting untuk belajar dan memperbaiki diri secara terus menerus (baik dari sisi pelaku maupun pengguna) dalam hal produk, layanan, maupun mekanisme transaksi. Sehingga lama-kelamaan kedua sisi akan memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana melakukan transaksi online yang benar, karena mereka didukung oleh komunitas tersebut dalam kegiatannya mereka.

--------------------------------------------------Sumber--------------------------------------------------

http://searchsoa.techtarget.com/definition/API-economy-application-programming-interface-economy
https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/us/Documents/financial-services/us-fsi-api-economy.pdf
https://dupress.deloitte.com/dup-us-en/focus/tech-trends/2015/tech-trends-2015-dimensional-marketing.html
http://pal-robotics.com/robots/reem-b
http://drc.somee.com/web/en/content/Projects/HumanoidRobot.asp
https://www2.deloitte.com/lb/en/pages/public-sector/articles/gx-public-sector-tech-trends-it-worker-of-the-future-report.html
http://www.cio.com/article/3046177/careers-staffing/the-future-looks-bright-for-it-workers.html
http://www.re-digest.web.id/2016/09/beli-tiket-kereta-api-di-red-lebih.html
http://denobisnis.blogspot.co.id/2011/10/pengertian-dan-tujuan-bisnis.html
http://tulisbaca.com/apa-saja-peran-teknologi-informasi-dalam-bisnis-yuk-baca-ini/
http://ardisetiawan.wordpress.com/2011/05/07/prosedur-pendirian-bisnis/
http://dionnluhukay.blogspot.com/2012/04/kontrak-kerja.html
http://swestimahardini.wordpress.com/2013/05/02/aspek-bisnis-di-bidang-teknologi-informasi/
http://www.webopedia.com/TERM/E/enterprise_application.html
http://www.pmhut.com/modern-project-management
http://www.targetdashboard.com/site/Dashboard-Best-Practice/Management-Report-and-Dashboard-best-practice-index.aspx
https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_reporting_software
https://www.smartbygep.com/procurement-software
http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_perencanaan
http://yogarananda.wordpress.com/2012/11/23/konsep-dasar-perencanaan/
Falahah, Dhewanto Wawan, ERP Menyelaraskan Teknologi Informasi dengan Strategi Bisnis, Informatika, Bandung, 2007
http://12650010-si.blogspot.com/2013/06/mengembangkan-solusi-bisnisit-chapter-10.html
http://asqabete.blogspot.co.id/2012/01/aturan-pada-e-business.html

No comments:

Post a Comment