----------PENGERTIAN INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT----------
------Definisi tentang Individu------
Individu berasal dari kata bahasa Latin yaitu ”individuum”, yang dimana kata ini diartikan secara literal atau secara bahasa sebagai ”sesuatu yang tidak dapat terbagi”. Namun, secara umum kata ini dimaknai sebagai istilah untuk merujuk kepada seorang manusia secara tunggal (alias hanya satu orang saja). Dengan kata lain, istilah individu sendiri memiliki padanan dengan istilah perorangan.
Seorang manusia secara alamiah terlahir sebagai penyandang entitas individu, yang dimana individu sendiri memiliki kepribadian, pola tingkah laku spesifik dari dirinya, dan peranan yang khas dalam lingkungan sosial. Ada tiga aspek utama yang sangat melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu:
1. Aspek Jasmani – aspek ini sangat berkaitan erat dengan sisi fisik dari seorang manusia (jasmani). Di lingkungan sosial, pandangan utama dari aspek jasmani yang dilihat oleh manusia pada umumnya berkisar di penampilan fisik seorang individu, baik itu kondisi tubuh, cara berpakaian, dan sebagainya.
2. Aspek Rohani – sesuai dengan namanya, aspek ini menekankan pandangan yang mengarah ke sisi rohani dari seorang individu, termasuk pula sisi psikisnya. Secara umum, pandangan dari aspek psikis-rohani mempengaruhi kondisi jiwa seorang individu, yang pada akhirnya akan berpengaruh pula terhadap perilaku sehari-harinya di lingkungan sosial.
3. Aspek Sosial – dilihat dari pandangan umum, aspek sosial memiliki pengaruh terbesar terhadap seorang individu. Hal ini dikarenakan persepsi terhadap seorang individu dari aspek sosial akan sangat berpengaruh terhadap aspek jasmani dan rohani dari individu tersebut, baik itu dalam periode jangka pendek maupun jangka panjang.
Manusia sebagai seorang individu akan selalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang memiliki pengaruh besar untuk mematangkan dan membentuk perilakunya, untuk menjadi seorang individu yang memiliki identitas kepribadian. Tentu semua prosesnya memerlukan keberadaan lingkungan yang dapat membentuk kepribadiannya.
Pada praktiknya, seorang individu cenderung akan mengambil jarak ketika sedang menjalani proses pembentukan kepribadiannya. Hal ini dikarenakan tidak semua lingkungan dapat memberi dukungan yang baik terhadap pembentukan kepribadian sang individu. Agar kepribadiannya dapat terbentuk secara baik, sang individu akan berusaha memilah dan menyesuaikan apa yang dia lihat di lingkungan dengan perilakunya, demi menyelaraskan perilaku yang ada pada dirinya dengan keadaan serta kebiasaan yang ada di lingkungannya.
------Definisi tentang Keluarga------
Secara bahasa, kata ”keluarga” berasal dari bahasa Sansekerta, yang dimana kata ini sendiri diartikan sebagai ”anggota dari kelompok kerabat”. Namun apabila dilihat secara istilah, kata ”keluarga” dapat diartikan sebagai ”unit terkecil dari sebuah masyarakat yang dikepalai oleh seorang kepala keluarga, dengan beranggotakan dua orang atau lebih yang memiliki hubungan darah antara satu sama lain, serta tinggal di dalam satu rumah tangga yang sama”. Ini menunjukkan bahwa sebuah keluarga adalah satuan kekerabatan paling dasar yang ada di dalam sebuah masyarakat.
Keluarga sendiri dapat dibagi menjadi dua tingkat, yaitu keluarga inti (yang hanya terdiri atas ayah, ibu dan anak), serta keluarga besar (meliputi beberapa keluarga inti). Ini menunjukkan bahwa keluarga adalah gambaran paling kecil dari struktur sebuah masyarakat pada umumnya. Ada beberapa tugas pokok yang merupakan tugas dari sebuah keluarga, di antaranya yaitu:
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Sosialisasi antar anggota keluarga.
4. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
Poin-poin di atas menunjukkan bahwa keluarga merupakan media pelatihan interaksi masyarakat yang sangat penting bagi setiap anggotanya, karena untuk dapat berinteraksi di dalam masyarakat secara baik, dibutuhkan pelatihan dan adaptasi yang tentu harus dilakukan secara terus menerus. Apabila peran keluarga terabaikan, maka proses tersebut akan tidak terlaksana dengan baik, yang sudah tentu berakibat buruk terhadap anggota keluarga.
------Definisi tentang Masyarakat------
Istilah ”masyarakat” diturunkan dari kata dalam bahasa Arab yang diartikan secara harfiah sebagai ”berkumpul” atau ”bekerja sama”, sedangkan kata masyarakat dalam bahasa Inggris (society) sendiri merupakan turunan dari kata ”socius”, yang dapat diartikan sebagai ”kawan”. Ini sesuai dengan fakta bahwa masyarakat terdiri atas sekumpulan individu dalam jumlah besar yang saling berinteraksi antara satu sama lain atas dasar kesatuan, serta terikat oleh suatu tatanan hidup yang berasaskan norma sosial dan budaya yang ada di lingkungan tempat masyarakat tersebut berada.
Dalam masyarakat sendiri terdapat hak dan kewajiban yang dimiliki oleh individu yang menjadi anggota dari masyarakat tersebut. Dari sisi hak, terdapat dua jenis hak paling dasar yang dimiliki oleh seorang individu:
1. Hak asasi natural – setiap individu berhak untuk hidup, merdeka serta dihormati oleh individu lain, yang dimana hal ini merupakan sesuatu yang sangat alamiah bagi umat manusia.
2. Hak asasi umum – secara dasar, hak asasi umum dikategorikan sebagai hak persamaan. Ini meliputi hak bagi seorang individu untuk tidak dibedakan dari individu lainnya berdasarkan dimensi suku bangsa, agama, bahasa, politik, dan sebagainya.
Sedangkan dari sisi kewajiban, yang harus dilakukan oleh individu yang ada di dalam sebuah masyarakat salah satunya adalah menghormati hak-hak masyarakat, seperti memberi toleransi terhadap anggota masyarakat yang berasal dari kalangan minoritas, menolong anggota masyarakat yang menghadapi kesulitan dari sisi ekonomi maupun sosial, dan lainnya. Namun, tentunya ini harus diimbangi dengan penerapan tatanan sosial dan budaya yang sesuai, agar tidak terjadi penyimpangan terhadap hak dan kewajiban di masyarakat tersebut. Jika terjadi penyimpangan tersebut, maka ini dapat berakibat buruk terhadap stabilitas dan keharmonisan dari masyarakat tersebut (yang bahkan dapat berujung pada konflik apabila tidak ditangani dengan baik).
----------HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT----------
------Hubungan antara Individu dengan Keluarga------
Antara individu dan keluarga, terdapat hubungan yang sangat erat, karena seorang individu pada dasarnya terlahir di dunia ini sebagai anggota dari sebuah keluarga. Karena hal inilah seorang individu memiliki hubungan erat dengan sang ayah, ibu, kakak dan adik (di keluarga inti), maupun dengan saudara, kakek, nenek, paman, bibi, dan sebagainya (di keluarga besar).
Dalam hubungan ini, sudah tentu norma-norma yang berlaku dalam sebuah keluarga menjadi dasar sekaligus pembatas bagi setiap aktivitas yang membutuhkan terjadinya hubungan antara satu individu dengan individu lain yang ada dalam keluarga tersebut. Ini dikarenakan norma-norma tersebut mendukung terjadinya hubungan antara seorang individu dengan keluarganya secara baik, dimana norma-norma tersebut dibuat untuk mencegah seorang individu berbuat suatu tindakan dalam keluarga tersebut yang sekiranya berada di luar batas kewajaran. Selain itu, setiap individu yang merupakan anggota dari sebuah keluarga memiliki hak dan kewajiban yang melekat dalam dirinya, yang sudah pasti haruslah dihormati oleh siapapun yang menjadi anggota keluarga tersebut.
------Hubungan antara Individu dengan Masyarakat------
Individu dan masyarakat memiliki keterkaitan yang juga sangat erat, karena setiap individu merupakan pembentuk dari sebuah masyarakat. Dalam hubungan ini, setiap individu akan berinteraksi dengan individu lain dalam skala yang lebih luas, serta individu yang dihadapi sangat beragam dari segi sifat dan perilaku. Terdapat variasi dari hubungan antara individu dengan masyarakat yang umumnya terjadi, yaitu:
1. Individu dengan Lembaga – lembaga sendiri dapat diartikan pada kasus ini sebagai sebuah organisasi yang melakukan suatu usaha, baik itu untuk meraup keuntungan maupun tidak, yang sudah tentu ini sangatlah berkaitan dengan bidang pekerjaan. Antara individu dengan lembaga sendiri biasanya terjadi hubungan yang berpengaruh kepada satu sama lain, seperti bagaimana lingkungan tempat seorang individu bekerja sehari-hari membentuk kepribadian dari sang individu, maupun bagaimana individu tersebut menyebarkan pengaruhnya di lingkungan tempat dia bekerja sehari-hari kepada mereka yang ada di sekitarnya, seperti bagaimana seorang direktur memberikan perintah kepada pegawai yang dia bawahi, diskusi antara satu pegawai dengan pegawai yang lain untuk saling menyamakan persepsi yang berkaitan dengan pekerjaan, dan sebagainya.
2. Individu dengan Komunitas – pada prinsipnya, hubungan ini menyatakan bahwa seorang individu berhubungan dengan sekumpulan individu lain (dalam jumlah bervariasi) yang saling menjunjung prinsip yang sama, maupun tinggal di dalam lingkungan yang sama. Namun seperti halnya yang terjadi di sebuah lembaga, seorang individu dapat saja dipengaruhi maupun memberi pengaruh terhadap komunitas tersebut. Contohnya adalah bagaimana kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam komunitas tersebut memberi perubahan signifikan terhadap perilaku sehari-sehari dari seorang individu, serta suara yang diutarakan oleh seorang individu mampu mengubah persepsi dari individu lainnya yang ada di dalam komunitas tersebut.
Namun, dalam hubungan yang dilakukan oleh seorang individu terhadap masyarakat, terdapat beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan. Salah satunya adalah bagaimana sang individu mampu membedakan mana yang terkategorikan sebagai hak dan kewajiban di tingkat individu dengan hak dan kewajiban di tingkat masyarakat, karena pada dasarnya hak dan kewajiban di tingkat masyarakat memiliki prioritas yang lebih tinggi ketimbang yang dimiliki oleh individu itu sendiri.
Sebagai contoh, kegiatan bersih-bersih lingkungan sekitar yang dilaksanakan secara bersama oleh warga lebih patut untuk didahulukan ketimbang mengajak keluarga untuk bertamasya ke situs pariwisata atau berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan. Ini dikarenakan apa yang merupakan hak dan kewajiban di tingkat masyarakat akan berpengaruh ke banyak hal, termasuk bagaimana masyarakat menilai seorang individu dari perilakunya di tengah-tengah masyarakat secara umum. Apabila sang individu tidak memenuhi hak dan kewajibannya di tingkat masyarakat, maka yang akan terjadi adalah masyarakat akan menilainya sebagai individu yang tidak patut untuk dijadikan teman dalam pergaulan.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa antara individu, keluarga dan masyarakat terdapat keterkaitan yang sangat erat. Jika keluarga dan masyarakat tidak hadir, maka individu tidak akan memiliki kejelasan dalam identitasnya, karena keduanya berfungsi sebagai latar belakang bagi seorang individu untuk menunjukkan keberadaannya. Sebaliknya, sebuah keluarga atau sebuah masyarakat akan dianggap sebagai sesuatu yang tidak memiliki isi sama sekali, apabila tidak ada individu yang hadir di dalamnya. Namun, tentunya seorang individu akan dapat dikatakan sebagai individu sejati, apabila sang individu dapat membaur dengan keluarga dan masyarakat dengan baik.
Soelaeman, M.
Munandar. Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Refika Aditama.
Bandung : 2004
Wahyu, Ramdani,
M.Ag.,M.Si. ISD (Ilmu Sosial Dasar). Pustaka Setia. Bandung : 2007
Barzilai, Gad.
2003. Communities and Law: Politics and Cultures of Legal Identities. Ann
Arbor: University of Michigan Press.
Lenski, G. 1974.
Human Societies: An Introduction to Macrosociology. New York: McGraw- Hill,
Inc.
Lukes, Steven;
Carrithers, Michael; Collins, Steven, eds. (1987). The Category of the Person:
Anthropology, Philosophy, History. Cambridge: Cambridge University Press.
Parfit, Derek A.
(1971a), "Personal Identity," The Philosophical Review, Vol. 80, No.
1, 3-27
http://kbbi.web.id/keluarga
http://kbbi.web.id/masyarakat
No comments:
Post a Comment